Di antara berbagai karya sastra klasik untuk anak-anak,
A Wrinkle in Time karya Madeleine L’Engle menjadi salah satu novel yang abadi. Diterbitkan pertama kali pada tahun 1962, buku ini telah menjadi bacaan penting bagi para penggemar fiksi ilmiah dan fantasi, terutama berkat kombinasi unik antara ilmu pengetahuan, spiritualitas, dan pengembangan karakter yang mendalam.
Sinopsis Singkat Cerita
A Wrinkle in Time mengikuti perjalanan seorang gadis remaja bernama Meg Murry, berserta adiknya Charles Wallace dan temannya Calvin O’Keefe yang berusaha mencari ayah Meg yang menghilang secara misterius. Mereka melakukan perjalanan melintasi dimensi dan planet menggunakan cara yang aneh bernama “tesseract,” yang merupakan semacam lipatan dalam ruang dan waktu.
Melawan Kegelapan di Alam Semesta
Petualangan mereka membawa ketiga tokoh ini ke berbagai planet yang unik dan misterius, di mana mereka menghadapi kekuatan jahat yang dikenal sebagai The Black Thing, representasi dari kejahatan dan ketakutan yang melanda banyak dunia. Di sepanjang perjalanan, mereka berkenalan dengan beberapa makhluk menarik seperti Mrs. Whatsit, Mrs. Who, dan Mrs. Which yang membantu mereka menghadapi rintangan dan menemukan kekuatan dalam diri masing-masing.
Tema dan Pesan Moral yang Kuat
Salah satu kekuatan utama dari A Wrinkle in Time terletak pada kedalaman pesan moral yang dihadirkannya. Madeleine L’Engle tidak sekadar menulis kisah petualangan, tetapi juga menambahkan refleksi tentang kasih sayang, rasa percaya diri, pengetahuan, dan spiritualitas.
Cinta Sebagai Kekuatan Tertinggi
Salah satu tema sentral dalam buku ini adalah bahwa cinta merupakan kekuatan paling ampuh untuk melawan kegelapan. Dalam bagian klimaks cerita, bukan kekuatan super atau kecerdasan yang menyelamatkan Charles Wallace, tetapi cinta yang ditunjukkan Meg sebagai kakak, yang akhirnya mengatasi pengaruh jahat dari IT, sosok yang melambangkan kontrol dan penyatuan pikiran.
Buku ini juga mengusung nilai-nilai keberanian, penerimaan ketidaksempurnaan, serta pentingnya berpikir kritis. Meg, sebagai karakter utama, tidaklah sempurna: ia sering kali pemarah, canggung, dan memiliki rasa percaya diri yang rendah. Namun, melalui kelemahan tersebut, pembaca diajak untuk memahami bahwa kekuatan sejati berasal dari kejujuran dan cinta terhadap diri sendiri.
Warisan dan Pengaruh Budaya
Sejak peluncurannya, A Wrinkle in Time telah menjadi buku yang banyak dibahas dan diajarkan di sekolah-sekolah, serta diadaptasi ke berbagai bentuk media, termasuk film dan teater.
Adaptasi dan Penerimaan Global
Adaptasi film yang terkenal dari buku ini dirilis oleh Disney pada tahun 2018, disutradarai oleh Ava DuVernay dengan Oprah Winfrey, Reese Witherspoon, dan Mindy Kaling berperan sebagai Mrs. Whatsit, Mrs. Who, dan Mrs. Which. Meski film tersebut mendapat beragam ulasan, buku aslinya tetap dihargai sebagai karya yang lebih mendalam dan filosofis.
A Wrinkle in Time juga meraih penghargaan Newbery Medal pada tahun 1963, menjadikannya salah satu karya sastra anak-anak paling berpengaruh sepanjang sejarah.